Senin, 14 Desember 2015

Bab 2 Stratifikasi Sosial

Bab 1
Stratifikasi Sosial

a. Pengertian
Pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama. Namun, kenyataan yang terjadi di masyarakat menunjukkan adanya penghargaan yang berbeda terhadap kelompok individu berdasarkan kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan itu dapat berupa kekayaan, kekuasaan, keturunan (kehormatan), dan pendidikan. Penilaian yang berbeda tersebut mengakibatkan timbulnya suatu pola pengelompokkan masyarakat yang disebut stratifikasi sosial atau pelapisan sosial. Dengan demikian stratifikasi sosial adalah pembedaan/pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial secara bertingkat. Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah (middle class), dan klas sosial rendah (lower class).




b. Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

1. Perbedaan ras dan budaya
2. Pembagian tugas yang terspesialisasi
3. Kelangkaan

c.  Dasar Stratifikasi Sosial

1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan

d. Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
1. Stratifikasi sosial tertutup


Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan mobilitas vertikal. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif, contohnya sistem kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka


Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal maupun horizontal. Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat, kemungkinan untuk berpindah strata slalu ada. Contoh doktor, pengusaha atau guru. 

3. Stratifikasi Sosial Campuran


Merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Missal seseorang yang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta. 

e. Fungsi Stratifikasi Sosial

1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif
2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan
3. Kriteria sistem pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambing-lambang (simbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat

f. Perwujudan stratifikasi sosial

Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat dari segi ekonomi, sosial dan politik

Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya
2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin


Sosial
Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya kecil daripada jadi tukang. Pelapisan secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.


Politik
Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang memiliki wewenang atau kuasa umunya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif dan legislative. Pembagian jenis ini terlihat pula pada hierarki militer.

Sistem Stratifikasi yang Ada di Indonesia

a. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian
Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat pertanian di Pulau Jawa. Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian. Bisanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang dituakan. Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli kenceng. Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo). Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun bekerja disektor pertanian.


b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal
Pola dasar masyarakat feudal:
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan selalu dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
 
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup

Lapisan Sosial Pada Masyarakat Feudal Surakarta dan Yogyakarta


Lapisan Sosial Masyarakat Feudal di Aceh


Lapisan Sosial Masyarakat Feodal di Sulawesi Selatan


c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda

d. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang


e. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

Berdasarkan Kriteria Profesi                                          Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Konsekuensi atau Pengaruh Stratifikasi Sosial
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan masyarakatpun akan berbeda-beda.
Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya hidup (life style).
- Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana

- Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan perabot rumah tangganya.

- Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun

- Makanan : Selera dan jenis makanan

- Gelar, Pangkat, atau Jabatan

- Hobi dan Kegemaran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar